TRIBUNJATENGCOM - Puisi Sajak Tafsir Sapardi Djoko Damono: Sajak Tafsir Kau bilang aku burung? Jangan sekali-kali berkhianat kepada sungai, ladang, dan batu Aku selembar daun terakhir yang mencoba
Sebuah kata atau frasa dalam puisi biasanya menyimbolkan sesuatu karena pada dasarnya puisi adalah sebuah karya sastra yang multitafsir. Artinya, setiap kata atau frasanya dapat bermakna sesuatu. Namun, penyimbolan sebuah kata atau frasa dalam puisi juga dapat ditentukan melalui konteks yang berlaku dalam puisi tersebut secara keseluruhan. Dalam puisi “Sajak Tafsir” karya Sapardi Djoko Damono di atas, frasa selembar daun terakhir menyimbolkan seseorang yang berada di akhir usianya. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya baris-baris aku selembar daun terakhir yang ingin menyaksikanmu bahagia ketika sore tiba yang menyebut bahwa si aku liris ingin menyaksikan seseorang yang mungkin dia sayang sebelum ajalnya menjemput yang disimbolkan dengan ketika sore tiba. Jawaban A kurang tepat karena dapat dipastikan aku liris yang diikuti oleh frasa selembar daun terakhir menggambarkan seseorang karena adanya pronomina aku. Jawaban B kurang tepat karena jawaban tersebut tidak mengandung simbol apa pun. Jawaban C kurang tepat karena di bait terakhir frasa selembar daun terakhir memilikin harapan sehingga tidak mungkin bahwa frasa tersebut adalah harapannya itu sendiri. Jawaban E kurang tepat karena tidak mengandung simbol apa pun. Jadi, jawaban yang paling tepat adalah D.KumpulanKarya Puisi Sapardi Djoko Damono 1. Aku Ingin Aku Ingin Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada 1989 2. Hatiku Selembar Daun
Bilang Begini Maksudnya Begitu – Sapardi Djoko Damono merupakan seorang penyair Indonesia yang terkenal dengan berbagai puisi-puisinya yang memiliki hal-hal sederhana tetapi memiliki makna besar di dalam kehidupan. Buku Bilang Begini Maksudnya Begitu ini merupakan salah satu buku bestseller yang ditulis oleh Sapardi Djoko Damono yang didalamnya menjelaskan makna-makna tersirat yang sebenarnya ingin disampaikan oleh sang penulis. Salah satu cara yang bisa dilakukan agar kita bisa memahami pesan atau makna dari penyair adalah kita juga harus mengenal dan mengapresiasi alat kebahasaan yang digunakan penyair untuk menulis puisi-puisinya. Buku ini ditujukan untuk memberikan pemahaman atas alat-alat bahasa yang digunakan dan diharapkan bisa membantu tumbuhnya apresiasi puisi yang lebih baik. Sering sekali para penyair bilang begini, tetapi maksudnya begitu dengan makna yang berbeda. Nah, Grameds masih bingung untuk mencari makna yang terkandung dalam puisi? Tak perlu bingung mencarinya, karena kamu bisa mencari tahu seputar puisi dan pemaknaannya dengan membaca buku Bilang Begini Maksudnya Begitu. Buku ini akan menjelaskan caranya, yuk simak review singkatnya! Pada buku Bilang Begini Maksudnya Begitu akan dijelaskan bagaimana caranya membahas puisi yang diapresiasi oleh masyarakat dengan menggunakan alat-alat pengenalan yang digunakan, seperti gagasan, sikap, suasana, dan lain sebagainya. Pemahaman atas “alat-alat” yang digunakan dalam menulis puisi tersebut diharapkan dapat membantu dan meningkatkan tumbuhnya apresiasi puisi yang lebih baik di mata masyarakat. Sebab kerap kali dari para pembaca yang tidak bisa mengerti atau paham isi dari sebuah puisi dan menyebabkan para pembaca menjadi acuh tak acuh terhadap karya-karya tersebut. Walaupun sebenarnya tidak perlu dipikirkan maknanya apa dan artinya apa. Tetapi hal tersebut tidak membuat tujuan dalam membaca berhasil, karena tidak paham pesan atau maksud dari isi buku tersebut. Begitulah kurang lebih kata Sapardi Djoko Damono dalam bukunya. Dalam bukunya tersebut, Sapardi Djoko Damono menghadirkan karya-karya puisi dari berbagai penyair untuk dijadikan sebuah contoh. Terdapat macam-macam puisi, ada puisi yang berbentuk berita, ada puisi yang berbentuk prosa atau naratif, ada puisi yang sederhana bahasanya, dan ada juga puisi yang rumit penggunaan bahasanya. Karya-karya puisi tersebut semua beliau rangkum secara ringkas dalam bukunya. Selain membahas puisi agar dapat diapresiasi oleh masyarakat, buku Bilang Begini Maksudnya Begitu juga berusaha menelaah karya-karya puisi melalui pendekatan ilmu lain, tujuannya agar dapat dinikmati dan dihayati secara logis. Karya-karya puisi yang dijadikan sebagai contoh, selanjutnya dikaji dengan berbagai macam pendekatan. Dalam buku ini, pendekatan yang dimaksud, seperti pendekatan psikologi, latar belakang penyair, sosiologi, agama, dan sebagainya. Bagaimana? Tertarik bukan untuk mengetahui makna-makna dalam puisi yang ditulis oleh penyair? Yuk mari kita coba pahami isi pesan atau makna yang ingin disampaikan oleh para penyair untuk kita. Jika para Grameds ingin tahu lebih lanjut tentang pemahaman dalam puisi. Dalam buku Bilang Begini Maksudnya Begitu kamu bisa menemukannya secara jelas dan lengkap. Profil Sapardi Djoko DamonoReview Buku Bilang Begini Maksudnya BegituKelebihan dari Buku Bilang Begini Maksudnya Begitu karya Sapardi Djoko DamonoPenutupBuku Best Seller RekomendasiArtikel Terkait Rekomendasi Buku Sumber Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Surakarta, Hindia Belanda. Sapardi Djoko Damono merupakan seorang pujangga berkebangsaan Indonesia terkemuka. Ia sering kali dipanggil dengan singkatan namanya, SDD. Sapardi menghabiskan masa mudanya di Surakarta hingga lulus SMA pada tahun 1958. Lalu, ia melanjutkan pendidikannya ke Yogyakarta. Tepatnya kuliah di bidang Bahasa Inggris Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sapardi sudah dikenal dengan karya puisinya yang penuh dengan makna cinta dan juga makna kehidupan. Jika dikelompokkan berdasarkan angkatan sastra, maka Sapardi Djoko Damono termasuk sastrawan angkatan 70-an. Sajak-sajak SDD telah diterjemahkan ke dalam berbagai macam bahasa, termasuk bahasa daerah. Salah satu karyanya berhasil dijadikan sebuah film, yaitu buku yang berjudul “Hujan Bulan Juni”. Film ini menceritakan tentang seorang wanita dosen muda sastra Jepang yang bernama Pingkan, dipertemukan dengan Sarwono, seorang dosen Antropologi. Mereka merupakan sepasang kekasih yang saling melengkapi satu sama lain, dan merasa sangat nyaman dalam menjalin hubungan percintaan yang sedang dijalani. Namun keduanya memiliki suku dan agama yang berbeda sehingga hubungan Pingkan dan Sarwono ditentang oleh pihak keluarga. Sapardi Djoko Damono juga telah memenangkan beberapa penghargaan atas karya-karyanya yang indah, diantara lain adalah Cultural Award dari Australia pada tahun 1978, SEA Write Award dari Thailand pada tahun 1986, Kalyana Kretya dari Menristek RI pada tahun 1996, dan Achmad Bakrie Award dari Indonesia pada tahun 2003 Sapardi Djoko Damono atau dikenal dengan nama singkatnya yaitu SDD meninggal pada usia 80 tahun pada tanggal 19 Juli 2020. Penyebab meninggalnya Sapardi Djoko Damono ini diakibatkan penurunan fungsi organ tubuh. Meskipun kini sosok Sapardi sudah tak ada lagi di dunia dan tidak membuat karya lagi, namun karya-karya puisinya akan tetap abadi di hati para penikmatnya dan akan terus dihargai selamanya. Review Buku Bilang Begini Maksudnya Begitu Jumlah Halaman 146 Penerbit Gramedia Pustaka Utama Tanggal Terbit 11 Mei 2016 ISBN 9786020329543 Bahasa Indonesia Berat kg Lebar cm Panjang 20 cm Gerimis bukan berarti hujan, bunga belum tentu berarti kembang. Konon, puisi adalah hasil permainan gaya bahasa seorang penyair yang tidak bisa diartikan secara harfiah. Kerap kali penyair bilang begini, tapi maksudnya begitu. Lalu, bagaimana caranya bisa menikmati puisi dan menangkap pesan atau makna yang ingin disampaikan oleh penyair? Dalam usaha memahami karya sastra, tentu berbagai pertanyaan bisa timbul. Bisa saja dua orang pembaca merasa telah memahami suatu karya sastra, tetapi ternyata penafsiran keduanya berbeda. Penafsiran siapa yang benar? Sampai berapa jauhkah peran sastrawan dalam penafsiran itu? Apakah minat dan pandangan hidup kita bisa berpengaruh terhadap penafsiran itu? Itu semua macam pertanyaan yang mungkin sekali akan sering kita cari jawabannya di sini. Buku yang telah ditulis oleh Sapardi Djoko Damono ini bukan buku teori sastra, melainkan buku yang berisi ajakan atau panduan dalam mengapresiasi puisi. Maka dari itu, di dalam buku ini dijelaskan bagaimana cara mengapresiasi puisi hingga memahami makna dari suatu puisi yang telah dibaca. Sejumlah alat, muslihat serta gaya yang biasa digunakan penyair dalam puisinya dijelaskan oleh Sapardi Djoko Damono ini dengan menampilkan sejumlah contoh, sehingga pembaca pun akan jadi lebih mudah dalam memahami makna yang terkandung di dalam sebuah puisi. Memahami makna yang terkandung dalam puisi, memang tak mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama terutama bagi orang yang awam. Namun, ketika kita sudah memahami makna dari suatu puisi, kita akan selalu berusaha menggali makna dari setiap puisi yang telah dibaca. Lewat buku Bilang Begini Maksudnya Begitu, maka kita akan jadi lebih mudah dalam memahami makna puisi. Jadi, apakah kamu masih ragu untuk mendapatkan buku karya Sapardi Djoko Damono ini? Yuk, biar semakin mudah memahami makna dalam puisi, langsung dapatkan bukunya di Kelebihan dari Buku Bilang Begini Maksudnya Begitu karya Sapardi Djoko Damono Pros Materi yang disampaikan penulis dalam buku ini dituliskan secara jelas, sehingga mudah untuk dimengerti. Buku ini bersifat inspiratif dan motivasional. Materi dalam buku ini singkat, tetapi memiliki makna yang sangat mendalam, sehingga pembaca dapat memahami isi buku dan isi puisi-puisi yang lain. Sebagai salah satu buku bestseller, kualitas buku Bilang Begini Maksudnya Begitu ini tak perlu diragukan lagi. Sapardi Djoko Damono berhasil menyampaikan seluruh pesan atau makna dan bagaimana caranya mengapresiasi puisi melalui tulisan yang indah dan penjelasan yang baik. Buku ini adalah sebuah buku yang memuat begitu banyak kajian puisi-puisi indah beserta makna yang tersirat di dalamnya. Materi dalam buku ini dinilai cukup singkat, tetapi dijelaskan secara lengkap. Beberapa contoh puisi yang dikutip di dalam buku ini juga merupakan puisi yang terkenal. Nah, jika Grameds punya minat yang lebih jauh terhadap puisi, Grameds mungkin akan terdorong untuk mencari informasi tentang mereka dan mencari tahu lebih banyak seputar puisi. Buku ini juga dapat membantu memahami para Grameds dalam menangkap pesan, gambar, atau makna puisi memang berbeda bagi setiap orang, tergantung pada latar belakang juga pengetahuannya terhadap berbagai piranti puisi. Hal ini juga beberapa kali disinggung oleh penulis. Ketidaktahuan seseorang tersebut terkadang menyebabkan sebuah puisi terasa “gelap”. Buku ini akan memandu dan membantu Anda dalam mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai puisi dan cara memaknainya. Penutup Buku Bilang Begini Maksudnya Begitu karya Sapardi Djoko Damono ini dapat membuat para pembaca meningkatkan pengetahuannya mengenai puisi. Terutama bagi para Grameds yang menyukai buku-buku sajak, puisi, dan lainnya. Apabila Grameds membaca buku ini, mungkin Grameds akan dapat memahami isi dari puisi-puisi lain dan dapat mengetahui cara mengapresiasi puisi-puisi yang ada. Sapardi Djoko Damono cocok bagi Grameds yang menyukai buku-buku yang berisikan puisi ataupun sajak-sajak yang dituliskan secara indah dan sederhana namun memiliki makna yang cukup mendalam. Mungkin bagi para Grameds yang penasaran, kenapa sih Sapardi Djoko Damono sangat terkenal dengan puisinya? Grameds bisa coba membaca buku Bilang Begini Maksudnya Begitu ini untuk mendapatkan jawabannya. Itulah sedikit penjelasan dan review singkat tentang buku Bilang Begini Maksudnya Begitu karya Sapardi Djoko Damono. Semoga penjelasan diatas dapat memberikan pemahaman lebih dalam terkait buku-buku puisi. Review diatas cocok bagi para Grameds yang sedang mencari buku-buku puisi dengan penjelasan yang mudah dipahami. Apabila Grameds tertarik untuk membaca dan membeli buku puisi, seperti Sapardi Djoko Damono, Grameds bisa membeli bukunya di Karena sebagai SahabatTanpaBatas, menyediakan beragam buku menarik dan berkualitas untuk Grameds. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan dan pengetahuan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi. Jadi tunggu apa lagi? Jangan sampai ketinggalan dan segera beli dan miliki bukunya sekarang juga! Penulis Sabrina Gasella Ghaisani Dalam Diriku' adalah salah satu puisi karya Sapardi Djoko Damono yang termuat di dalam antologi puisi 'Hujan Bulan Juni'.. Siapa sih yang tidak mengenal puisi? Kata-kata indah dengan syair yang penuh makna. Sehingga terkadang, kita sampai merasa terbawa perasaan saat membacanya.Biografi Sapardi Djoko Damono - Bagi pecinta puisi dan sastra pasti tahu sosok luar biasa pencipta puisi yang satu ini. Karya-karyanya begitu luar biasa dan sudah banyak buku yang menjadi best seller di Indonesia."Puisi itu bukan untuk dipahami, melainkan untuk dihayati," - Sapardi Djoko bangga sekali kini puisi digemari generasi muda. Terutama untuk kalian yang mencintai karya Pak Sapardi. Rasanya begitu syahdu dapat menghayati puisi dan syair yang beliau goreskan. Mari kita hayati puisinya ingin mencintaimu dengan sederhanadengan kata yang tak sempat diucapkankayu kepada api yang menjadikannya debuaku ingin mencintaimu dengan sederhanadengan isyarat yang tak sempat disampaikanawan kepada hujan yang menjadikannya tiadaAku Ingin, SDDTidak terhitung berapa seringnya membaca puisi di atas. Entah pada undangan pernikahan, pada lagu, merayu seseorang, dan sampai detik ini selalu saja ada perasaan yang berbeda setiap kali meresapinya. Begitu pula dengan puisi satu ini. Yang fana adalah waktu. Kita abadimemungut detik demi detik, merangkainya seperti bungasampai pada suatu harikita lupa untuk apa.“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?” abadi.Yang Fana Adalah Waktu, SDDCukup singkat, namun kata-kata dalam kedua puisi tersebut begitu indah dan menjadi salah satu masterpiece sang penyair, Sapardi Djoko Damono. “Sebagai pembaca, kita harus punya tafsir sendiri mengenai sebuah karya sastra yang mungkin berbeda dengan orang lain dan berbeda dengan pengarang, tapi itu tidak apa-apa.”Eyang juga selalu bilang, “Puisi itu tidak untuk dipahami, puisi itu untuk dihayati”.Tak bisa dijelaskan dengan kata, namun puisi beliau melembutkan banyak hati, meresap jauh dalam dada, dan menginspirasi kita sebelum bercerita jauh lagi, kami ingin mengucapkan selamat ulang tahun kepada Eyang Sapardi, yang hari ini tepat berulang tahun ke-79. Kami doakan semoga Eyang panjang umur, selalu sehat, bahagia, dan terus berkarya, karena kami akan selalu menantikan karya-karya Eyang Sapardi Djoko DamonoKilas balik ke Surakarta, penyair kebanggaan Indonesia ini lahir pada tanggal 20 Maret 1940, di mana masa muda beliau dihabiskan di kota tersebut. Kecintaannya menulis dimulai sejak bangku SMA, di mana karyanya sudah sering diterbitkan di majalah. Dan ketika menempuh kuliah bidang bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada UGM, beliau semakin menggeluti dunia menulis. Selama periode ini Pak Sapardi juga terlibat dalam siaran radio dan sastra beliau pun berkembang, Pak Sapardi sempat menjadi Direktur Pelaksana Yayasan Indonesia yang menerbitkan majalah sastra Horison. Dan sudah tak terhitung berapa banyak penghargaan yang dianugerahkan kepada pada dunia sastra pun ia dedikasikan dengan mengajar di sejumlah tempat, termasuk Madiun, Solo, Universitas Diponegoro Semarang, Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Institut Kesenian Jakarta, dan sempat menjadi dekan dan guru puisi tidaklah gampang, tapi bisa dengan bahasa yang sederhana.”Mengutip wawancara Pak Sapardi dengan Institut Kesenian Jakarta, beliau mengungkapkan jika sosok yang menjadi referensinya saat pertama kali mulai menulis adalah Rendra. Saat itu, Pak Sapardi yang duduk di kelas 2 SMA menemukan buku kumpulan puisi yang ditulis Rendra. Setelah membaca sajak-sajaknya, beliau terkesima dan mengungkapkan jika menulis puisi tidaklah gampang, tapi bisa dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami orang.“Itulah sebabnya saya berpikiran, siapa tahu saya juga bisa nulis. Dan akhirnya kelas 2 SMA saya mulai menulis.”Beliau juga bercerita,“Waktu itu belum ada komputer, belum ada internet, dan satu-satunya untuk bisa belajar adalah membaca. Dan membaca karya sastra itu hanya bisa lewat buku, majalah, atau koran. Dulu itu mencari karya sastra tidaklah mudah. Saya tinggal di Solo dan cari majalah sangat sulit. Jika majalah sastra itu dianggap tidak laku, ya tidak ada di Solo. Untunglah di Solo ada perpustakaan pusat dan di sekeliling rumah saya di kampung ada tempat penyewaan buku. Disitulah saya membaca dan belajar menulis.”Sumber mengenal mesin tik dan komputer, eyang Sapardi kerap menulis sajak-sajaknya di buku tulis. Jika kamu perhatikan, tulisan tangan Pak Sapardi cukup unik loh, tulisan beliau miring ke lewat tulisan tangan yang khas inilah sajaknya yang indah dan bikin hati kebat-kebit, ditulis sejak tahun 1957 hingga 1970. Barulah di dekade 1970-an Eyang pindah ke mesin tik, dan sekarang ia sudah menggunakan laptop untuk menuangkan dikatakan, aktivitas menulis dikerjakan beliau hampir setiap pagi, sampai waktu yang tidak terbatas. Bahkan dulu ketika jadi mahasiswa di UGM, dalam satu malam beliau bisa menulis sebanyak 18 Sapardi, Penulis Lintas GenerasiTekun bercengkerama dengan kata, menulis cerita fiksi, nonfiksi, karya sastra terjemahan, dan merakit kalimat puisinya, saya sendiri begitu terpikat oleh kata dan sajak yang beliau goreskan. Begitu pula dengan Joko Pinurbo."Sederhana dalam hal pengungkapannya tapi tidak sederhana isinya. Isinya sangat dalam dan kita perlu pemahaman beberapa kali untuk benar-benar bisa masuk ke dalam maknanya. Itu yang unik dari pak Sapardi, karya tampilannya sederhana, tapi kedalamannya matang dan kompleks."Saya setuju dengan yang dikatakan Joko Pinurbo. Inilah kehebatan Eyang Sapardi, dengan penggunaan kata-kata yang sederhana, ringan, penuh makna dan menyentuh, beliau seorang penyair yang bisa masuk ke dalam hati sanubari dan dapat dinikmati semua kalangan. Beliau penulis lintas generasi yang kami GoogleHujan menjadi inspirasinya, namun tak melulu tentang hujan, Sapardi juga senang menulis puisi tentang alam, daun, pagi, bunga, dan malam. Seperti pernyataannya,“Perkara alam, zaman dulu memang tidak ada apa-apa kan? Saya kenal alam di situ, karena tempat tinggal saya di desa dan keluar masuk kampung bersama seorang teman yang akrab pada masa dulu. Jadi saya betul-betul memerhatikan alam.”Kepiawaiannya menciptakan puisi begitu terasa lewat sajaknya yang indah dan selalu mendapat apresiasi yang baik. Puisi Sajak Kecil tentang Cinta’ ini tak kalah menyentuh. Coba baca dan hayati, dengan cara bertutur yang sederhana, puisi ini mempunyai makna yang sangat angin harus menjadi siut...Mencintai air harus menjadi ricik....Mencintai gunung harus menjadi terjal....Mencintai api harus menjadi jilat....Mencintai cakrawala harus menebas jarak ....Mencintaimu harus menjadi akuSajak Kecil Tentang Cinta, SDDBegitu pula dengan Mencintaimu dengan Sederhana’, Banyak sekali interpretasi orang terhadap kalimat terkenal ini. Mengutip statement Pak Sapardi di event ASEAN Literary Festival mengenai puisinya tersebut,“Ya tentu, memang puisi itu hidup atas interpretasinya macam-macam. Kalau cuma satu, ya sekali baca langsung habis.” Sajak Aku Ingin dan Hujan Bulan Juni memang karya yang istimewa. Dan fakta menarik mengenai kedua sajak tersebut dibuat sekali jadi, dan hanya 15 menit ditulis tangan oleh Sapardi. Begitu pula dengan puisi Hujan Bulan Juni’.“Namun seandainya sajak tersebut tidak dijadikan lagu dan tidak dinyanyikan Reda, Anda tidak akan mengenal. Siapa yang akan membaca puisi yang dimuat di sudut sebuah koran sore yang tidak terkenal. Siapa yang baca? Tapi ternyata karena lagu itu, Anda sekalian mengenal saya,” Begitulah celoteh Pak Sapardi kala Alhadar“Puisi itu harus dinyanyikan” - Sapardi Djoko DamonoSapardi mengucapkan kalimat tersebut dengan lantang. Mengutip dari Kumparan, “Fungsi musikalisasi puisi adalah untuk menyebarluaskan puisi itu sendiri. Sekarang mana ada orang yang mau membaca puisi di koran atau majalah, enggak kan? Sekarang sukanya itu mendengar, karena mendengarkan itu lebih indah.”Menikmati puisi lewat musikalisasi, ternyata memberikan kedamaian yang begitu syahdu menenangkan hati. Jika kamu belum pernah mencobanya? Tenang, belum ada kata terlambat. Banyak sekali karya Sapardi yang dimusikalisasikan. Di antaranya, kamu bisa mendengarkan Budhe Tatyana Soebianto dengan suaranya yang indah, atau duet folk AriReda, yang terdiri dari almarhum Ari Malibu dan Reda Gaudiamo yang juga jadi favorit saya.“Puisi itu bisa dijadikan macam-macam, bisa dijadikan lagu, gambar, komik, jadi novel, film.”Mari dengarkan suara Budhe Tatyana Soebianto yang indah...Duet AriReda terbentuk di tahun 1982, mereka berdua dulunya adalah mantan mahasiswa Pak Sapardi di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Di tahun 1987 mereka menggarap proyek apresiasi seni, yang diprakarsai Pak Sapardi dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu, Fuad Hassan. Ternyata misi proyek seni ini tiada lain, ingin membuat orang-orang menikmati puisi lewat lagu. Dan juga merupakan mimpi Pak Sapardi yang ingin memasyarakatkan puisi ke seluruh lapisan masyarakat. Nah, sejak itulah duet AriReda kerap menyanyikan sajak-sajak penyair nada begitu syahdu, dan lewat petikan gitar almarhum Ari Malibu berbagai puisi yang mereka nyanyikan sangat memikat hati.Satu kata buat Eyang, SALUT! Di usianya ini beliau terus produktif menulis dan menelurkan berbagai karya yang selalu ditunggu-tunggu para penggemarnya. Terus menulis memang jadi motivasinya agar dirinya tidak mandeg, pikiran terus jalan, dan berusaha sebaik-baiknya agar tidak pikun. SALUT!Bahkan hingga kini kami masih belum move on bagaimana heboh dan ramainya pengunjung yang datang, ketika sang legenda hadir di event kami, The Readers Fest 2018 yang diadakan di Gedung Tjipta Niaga, Kota Tua, Jakarta. Antusiasme para pengunjung sukses bikin kami Alhadar Kami merasa istimewa dan bahagia bisa bertemu Eyang yang merilis buku “Perihal Gendis” di event ini. Beliau juga melakukan book signing yang antreannya super panjang, lalu ada musikalisasi puisi oleh Budhe Tatyana Soebianto yang sukses bikin AlhadarBagi Pak Sapardi puisi yang bagus itu yang enak dibaca. “Sebetulnya semua orang itu bisa menulis puisi kalau mau. Apa yang ditulis, lahir bersama-sama dengan kata-kata ketika saya tulis,” sambung Pak wawancara dengan Iwan Esjepe,“Banyak tulisan saya yang awalnya adalah kata, frasa, atau kalimat yang tiba-tiba muncul. Susunan kalimat itu tersimpan dalam kepala saya mungkin 3 hari, setahun, atau dua tahun baru muncul. Ada kata-kata yang tersimpan di dalam benak saya, di dalam pikiran saya dan ketika saya nulis lancar sekali.”“Nah, pikiran, perasaan, emosi mencari bentuknya di dalam puisi. Bentuknya itu adalah kata-kata. Menulis puisi adalah memberikan bentuk kepada yang saya pikirkan abstrak, supaya bisa dikenal orang dalam tulisan.”Ia melanjutkan,“Satu-satunya yang bisa saya sampaikan kepada mereka yang masih muda dan mencoba ingin menulis, kalau mau menulis ya harus belajar banyak-banyak, caranya adalah membaca. Semakin banyak yang dibaca, semakin mudah menulis.”Sumber Djoko Damono merupakan maestro puisi kebanggaan Indonesia. Menggunakan kata-kata yang sederhana dan apa adanya, menjadi kekuatan puisi-puisi Sapardi. Karya-karyanya dapat menyelami alam pikiran dan menyejukkan benak. Sepertinya pernyataannya berikut ini kala menyambangi event kami di acara The Readers Fest 2018."Sajak yang paling saya sukai adalah sajak yang belum saya tulis. Kalau saya sudah suka, saya berhenti nulis. Untuk apa? Saya selalu berpikir kalau saya harus membuat sajak yang lebih bagus lagi. Itu dorongan bagi saya dan itu tidak pernah selesai sampai sekarang.''Saran saya, cobalah cicipi karyanya ditemani secangkir teh hangat setelah selesai beraktivitas, wah rasanya damai sekali. Puisi-puisinya menyentuh dengan kata-kata yang sederhana, namun memiliki arti yang dalam...indah bagaikan senja.“Saya bisa nulis di bis, pesawat terbang, atau kereta api, tempat nggak jadi masalah. Yang perlu itu bagi saya adalah niat untuk menulis. Niat itu lebih penting dari segala-galanya.” Sapardi Djoko DamonoDemikian Biografi Sapardi Djoko Damono, baca juga artikel yang lain berikut Kumpulan Puisi Cinta Sapardi Djoko DamonoPuisi Lintas Generasi Sapardi Djoko DamonomBoel Karya Terakhir Sapardi Untuk Istri TercintaTips Membuat Puisi oleh Sapardi Djoko Damonop9osS.