Jakarta ANTARA News - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan beberapa progres yang sudah dicapai sebagai tindak lanjut peluncuran program pendidikan vokasi industri. Salah satunya yakni penyelarasan kurikulum bersama SMK dengan industri untuk 34 program keahlian yang terkait industri dengan memasukkan kompetensi keahlian yang dibutuhkan industri kedalam mata pelajaran yang ada di SMK. "Hasil penyelarasan kurikulum dan modul untuk 34 program keahlian tersebut telah kami sampaikan kepada Kemendikbud, Dinas Pendidikan Provinsi terkait dan SMK yang bersangkutan," kata Airlangga melalui keterangannya di Jakarta, Senin. Selanjutnya, Menperin menambahkan, telah disusun modul untuk materi pembelajaran tambahan sesuai kebutuhan industri sebanyak 34 program keahlian dengan melibatkan praktisi industri dan SMK. Bahkan, dalam upaya penyediaan peralatan praktik minimum di SMK, Kemenperin telah memberikan bantuan peralatan praktikum minimum untuk 74 SMK di Jawa Tengah dan Jawa Timur, senilai rata-rata 500 juta per SMK pada tahun 2017. Untuk peningkatan kompetensi guru produktif, pada tahun ini Kemenperin bekerja sama dengan Institute of Technical Education ITE Singapura dan Taiwan untuk pelatihan dan Kepala SMK dan guru bidang studi Produktif di bidang Teknik Permesinan, Teknik Instalasi Pemanfaatan tenaga listrik, Otomatisasi Industri dan Machine Tools, sebanyak 200 orang. Selain itu, Kemenperin juga menyelenggarakan pelatihan teknis guru produktif di Indonesia sebanyak 700 orang dan magang guru di industri sebanyak 1000 orang, serta fasilitasi penyediaan silver expert. Untuk memfasilitasi praktik kerja industri bagi siswa dan magang guru, Kemenperin mendorong perusahaan industri untuk menyediakan workshop, laboratorium, training center atau teaching factory di perusahaan serta instruktur sebagai tenaga pembimbing. "Untuk itu, kami telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan untuk pemberian insentif bagi perusahaan industri yang melakukan pembinaan dan pengembangan pendidikan vokasi," imbuhnya. Baca juga Pendidikan vokasi industri kelima diluncurkan di CilegonPewarta Sella Panduarsa GaretaEditor Monalisa COPYRIGHT © ANTARA 2018
SMKPelayaran "AKPELNI" Semarang berkesempatan untuk mengikuti Program Pengembangan Kurikulum SMK yang diselaraskan sesuai dengan kebutuhan IDUKA (Dunia Industri dan Dunia Kerja) diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Vokasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel El Royale, Bandung pada Selasa-Kamis, 9-11 Februari 2021 dan bertujuanDalamkegiatan belajar mengajar di SMK harus melibatkan Industri pasangan sesuai dengan jurusan yang ada di SMK tersebut. Keterlibatan industri dalam kegiatan pembelajaran di SMK meliputi Penyusunan Kurikulum, Magang Guru, Unit Produksi, Teaching Factory, Praktik Kerja Lapangan (PKL), Kunjungan Industri (KI) dan suport SDM sesuai bidangnya.. Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan
Pada kesempatan yang sama, Menperin menyampaikan, ada beberapa progres yang sudah dicapai sebagai tindak lanjut peluncuran program pendidikan vokasi industri. Misalnya, dilakukan penyelarasan kurikulum bersama SMK dengan industri untuk 34 program keahlian yang terkait industri dengan memasukkan kompetensi keahlian yang dibutuhkan industri kedalam mata pelajaran yang ada di SMK. Selanjutnya, telah disusun modul untuk materi pembelajaran tambahan sesuai kebutuhan industri sebanyak 34 program keahlian dengan melibatkan praktisi industri dan SMK. “Hasil penyelarasan kurikulum dan modul untuk 34 program keahlian tersebut telah kami sampaikan kepada Kemendikbud, Dinas Pendidikan Provinsi terkait dan SMK yang bersangkutan,” jelas Airlangga. Bahkan, dalam upaya penyediaan peralatan praktik minimum di SMK, Kemenperin telah memberikan bantuan peralatan praktikum minimum untuk 74 SMK di Jawa Tengah dan Jawa Timur, senilai rata-rata 500 juta per SMK pada tahun 2017. “Untuk peningkatan kompetensi guru produktif, pada tahun ini Kemenperin bekerja sama dengan Institute of Technical Education ITE Singapura dan Taiwan untuk pelatihan dan Kepala SMK dan guru bidang studi Produktif di bidang Teknik Permesinan, Teknik Instalasi Pemanfaatan tenaga listrik, Otomatisasi Industri dan Machine Tools, sebanyak 200 orang,” paparnya. Selain itu, Kemenperin juga menyelenggarakan pelatihan teknis guru produktif di Indonesia sebanyak 700 orang dan magang guru di industri sebanyak 1000 orang, serta fasilitasi penyediaan silver expert. Untuk memfasilitasi praktik kerja industri bagi siswa dan magang guru, Kemenperin mendorong perusahaan industri untuk menyediakan workshop, laboratorium, training center atau teaching factory di perusahaan serta instruktur sebagai tenaga pembimbing. “Untuk itu, kami telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan untuk pemberian insentif bagi perusahaan industri yang melakukan pembinaan dan pengembangan pendidikan vokasi,” imbuhnya.
Jakarta Kemendikbud — Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan melakukan sinkronisasi kurikulum SMK terhadap kebutuhan industri. Artinya, SMK akan diberi keleluasaan berkolaborasi dengan industri untuk merancang kurikulum.